DIRI
*Self –Concept ( Konsep diri ) adalah seperangkat keyakinan tentang diri
kita.
*Self –Esteem ( Penghargaan diri ) adalah hasil evaluasi tentang diri.
Artinya kita tidak hanya menilai seperti apa diri kita tetapi juga menilai
kualitas-kualitas diri kita.
Orang yang memiliki tingkat penghargaan diri yang tinggi biasanya memiliki
pemahaman yang jelas tentang kualitas personalny;
-
Mereka
menganggap diri mereka baik,
-
Punya
tujuan yang tepat,
-
Menggunakan
umpan balik dengan cara memperkaya wawasan, dan
-
Menikmati
pengalaman-pengalaman positif serta,
-
Bisa
mengatasi situasi sulit ( Wood, Heipel, & Michela , 2003 ).
Contohnya : ketika orang yang memiliki harga diri yang tinggi mendapat
kabar bahwa, dirinya ditolak orang lain, maka orang ini mungkin merespon dengan
mengingat dirinya sendiri tentang kualitas positif yang dimilikinya. Dan mereka
juga mengingat pengalaman sehari-hari dengan cara yang lebih positif.
Orang yang memandang rendah dirinya sendiri kurang memiliki konsep diri
yang jelas;
-
Merasa
rendah diri,
-
Sering
memilih tujuan yang kurang realistis atau bahkan tidak memilki tujuan pasti,
-
Cenderung
pesimis dalam menghadapi masa depan,
-
Mengingat
masa lalu secara negatif ( Heimpel, Wood, Marshall & Brown, 2002 )
-
Punya
reaksi emosional dan behavioral yang lebih buruk dalam merespons tanggapan
negatif,
-
Kurang
mampu memunculkan feedback positif terhadap diri sendiri.
-
Lebih
memerhatikan dampak sosial mereka terhadap orang lain,
-
Lebih
mudah kena depresi atau berfikir terlalu dalam saat mereka menghadapi stres
atau kekalahan.
*Self Liking ( senang pada diri ) adalah memandang diri sendiri mampu dan
menyukai kepribadiannya sendiri, ( orang bersikap selektif terhadap domain yang
mereka anggap dirinya pantas untuk itu ).
*Perkembangan harga diri
Salah satu teori yang paling berpengaruh adalah yang dikemukakan oleh Erik
Erikson (1963) yang berpendapat bahwa ada tahap- tahap perkembangan ego. Dia
berpendapat bahwa meskipun pembentukan identitas adalah tugas sepanjang hidup,
tugas ini amat penting dalam masa remaja dan dewasa awal. Ini adalah ketika
identitas mulai menyatu, yang menandai transisi antara masa kanak-kanak dengan
dewasa.
Erik Ericson percaya bahwa tujuan proses ini adalah “ kemampuan untuk
mengalami diri sendiri sebagai sesuatu yang memiliki kesinambungan dan kesamaan
, dan bertindak sesuai dengan pemahaman itu.”
Pemahaman diri mulai muncul dari sejak bayi yakni dengan mengenali individu
lain (Butterworth. 1992; Pervin,1992,1992b) . Jadi, walaupun Psikolog
masih percaya bahwa pendapat Ericson pada dasarnya benar saat dia mengatakan
bahwa isu identitas terutama sangat penting pada masa remaja dan dewasa awal,
adalah juga jelas bahwa perkembangan pemahaman diri seseorang adalah proses
sepanjang hayat yang dimulai sejak kanak-kanak hingga kakek-kakek.
Asal pengetahuan
diri :
-
Bersifat
spontan , Maksudnya dari kesadaran bahwa ada sesuatu dalam diri tetapi tidak
tahu dari mana datangnya kesadaran ini.
-
Dari
pengalaman spesifik.
1.
Sosialisasi
( Sosialization )
Bagaimana
seseorang mendapat aturan, standar dan nilai-nilai keluarganya, kelompoknya dan
kulturnya.
Contoh :
seorang anak islam akan mulai memandang Islam adalah bagian penting dari hidupnya.
Sosialisasi
membentuk pengalaman awal à yaitu aspek penting dari konsep diri.
2.
Tanggapan
dari orang lain
Secara
umum, ada hubungan erat antara pandangan orang tua tentang kemampuan anaknya
dengan konsep diri si anak tentang kemampuannya itu ( Felson & Reed,
1986 ). Pada masa kanak-kanak akhir dan remaja awal, tanggapan dari teman
sebaya mungkin lebih penting.
Secara
keseluruhan, orang lebih menyukai tanggapan atau umpan balik yang objektif (
seperti nilai ujian ) tentang atribut personal mereka . namun, opini orang lain
juga penting. Ketika opini ini dianut oleh banyak orang, kita mungkin akan
menjadi percaya bahwa opini ini benar.
3.
Persepsi
Diri
Orang
menyimpulkan kualitas personalnya dari pengamatan atas perilaku mereka sendiri.
Self-perception theory ( teori persepsi diri ) adalah Ide bahwa orang
terkadang menyimpulkan sikap mereka sendiri berdasarkan perilaku mereka yang
kelihatan, bukan dari keadaan internalnya.