Rabu, 11 September 2013

Psikologi Sosial Dalam Kehidupan Sehari-hari

Manusia merupakan makhluk yang memiliki keinginan untuk menyatu dengan sesamanya serta alam lingkungan di sekitarnya. Dengan menggunakan pikiran, naluri, perasaan, dan keinginan manusia memberi reaksi dan melakukan interaksi dengan lingkungannya. Pola interaksi sosial dihasilkan oleh hubungan yang berkesinambungan dalam suatu masyarakat. Manusia dalam hidup bermasyarakat, akan saling berhubungan dan saling membutuhkan satu sama lain. Kebutuhan itulah yang dapat menimbulkan suatu proses interaksi sosial. Interaksi social terbentuk karena dipengaruhi oleh tindakan social, kontak social, dan komunikasi social.
Hubungan antar manusia, ataupun relasi-relasi sosial menentukan struktur dari masyarakatnya. Hubungan antar manusia atau relasi-relasi sosial, hubungan satu dengan yang lain warga-warga suatu masyarakat, baik dalam bentuk individu atau perorangan maupun dengan kelompok-kelompok dan antar kelompok manusia itu sendiri, mewujudkan segi dinamikanya perubahan dan perkembangan masyarakat.
Perilaku atau aktivitas yang ada pada individu atau organisme tidak timbul dengan sendirinya, tetapi sebagai akibat dari stimulus  yang diterima oleh organisme yang bersangkutan baik stimulus eksternal maupun internal. Namun demikian sebagian terbesar dari perilaku organisme itu sebagai respons terhadap stimulus eksternal. Perilaku manusia sebagian terbesar ialah berupa perilaku yang di bentuk, perilaku yang dipelajari.
Manusia sebagai makhluk hidup dapat ditinjau dari berbagai macam segi sesuai dengan suduut tinjauan dalam mempelajari manusia itu. Manusia dapat mengalami perubahan-perubahan sebagai akibat adanya perkembangan pada diri manusia itu.
Sebagai makhluk individual, manusia mempunyai hubungan dengan dirinya sendiri, adanya dorongan untuk mengabdi kepada dirinya sendiri. Manusia sebagai makhluk social, adanya hubungan manusia dengan sekitarnya, adanya dorongan pada manusia untuk mengabdi kepada masyarakat.
Manusia mempunyai dorongan untuk mengabdi kepada dirinya sendiri (Ichhaftigkeit) dan dorongan untuk mengabdi kepada masyarakat (Sachlichkeit) secara bersama-sama, manusia merupakan kesatuan dari keduanya.
Lingkungan social, yaitu merupakan lingkungan masayarakat yang didalamnya terdapat inetraksi individu dengan individu lainnya. Lingkungan social dapat dibedakan menjadi lingkungan sosila primer dan lingkungan social sekunder. Lingkungan social primer yaitu lingkungan social dimana terdapat hubungan yang erat antara individu satu dengan yang lain. Pengaruh lingkungan social primer ini akan lebih mendalam bila dibandingkan dengan pengaruh lingkungan social sekunder. Lingkungan social sekunder yaitu lingkungan social dimana hubungan individu satu dengan yang lain agak longgar, individu satu kurang mengenal individu yang lainnya. Namun demikian baik lingkungan primer maupun lingkungan sekunder sangat besar pengaruhnya terhadap keadaan individu sebagai anggota masyarakat.
Manusia mempunyai motif atau dorongan social. Dengan adanya motif atau dorongan social pada manusia, maka manusia akan mencari orang lain untuk mengadakan hubungan atau interaksi, sehingga memunculkan adanya interaksi antara manusia yang satu dengan yang lain.
Interaksi sosial adalah hubungan antar individu satu dengan individu lainnya. Individu satu dapat mempengaruhi yang lain begitu juga sebaliknya. Di dalam interaksi sosial ada kemungkinan individu dapat menyesuaikan dengan yang lain, atau sebaliknya. Pengertian penyesuaian di sini dalam arti yang luas, yaitu bahwa individu dapat melebur diri dengan keadaan di sekitarnya, atau sebaliknya individu dapat mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan dalam diri individu, sesuai dengan apa yang diinginkan oleh individu yang bersangkutan.
Peran psikologi sosial dalam mengatasi prasangka sosial:
Berbagai prasangka sosial muncul pada masyarakat yang multikultural. Hal ini dikarenakan perbedaan pandangan, pemahaman dan ideologi yang ada pada masing-masing kelompok dan etnis.
Upaya-upaya yang bisa dilakukan dalam mengurangi prasangka, yakni melalui hubungan antar kelompok, melalui sosialisasi, melalui rekayasa sosial, maupun melalui penyadaran diri pribadi.
1.      Melalui Hubungan Antar Kelompok
Dengan berhubungan antar kelompok, bisa diasumsikan bahwa anggota kelompok yang berbeda bila  saling berinteraksi satu sama lain akan mengurangi banyak prasangka antara mereka, dan menghasilkan sikap antar kelompok dan stereotip yang lebih positif. Semakin banyak dan erat interaksi yang terjadi maka prasangka dan stereotip negatif akan semakin berkurang. Karena dengan mengadakan hubungan antar kelompok ini masing-masing kelompok akan saling mengenal untuk kemudian mendapatkan dukungan sosial dan dukungan institusional dari kelompok lain. Selain itu masing-masing kelompok akan memiliki hubungan yang sejajar yang kemudian akan membentuk kerjasama antar kelompok.
2.      Melalui Sosialisasi
Sosialisasi juga merupakan metode yang sesuai untuk mengurangi prasangka. Upaya sosialisasi nilai-nilai egalitarian dan tidak berprasangka bisa dilakukan di rumah atau keluarga, di sekolah maupun dimasyarakat. Keluarga adalah faktor yang sangat penting dalam sosialisasi nilai-nilai yang mendorong anak-anak tidak berprasangka. Hanya memang, keluarga tidak menjadi satu-satunya faktor yang dominan. Bisa jadi keluarga yang telah mendorong sikap berprasangka tetap tidak berhasil membuat anak tidak berprasangka karena sekolah atau teman-teman sebayanya tidak mendukung upaya itu. Demikian juga sebaliknya, upaya sekolah untuk mengurangi prasangka mungkin tidak akan berhasil jika di rumah situasi keluarga tidak mendukung
3.       Melalui Penyadaran Diri
Penyadaran diri merupakan sumber yang paling signifikan dalam prasangka sosial. Karena proses prasangka diri inilah yang biasanya berkembang menjadi prasangka sosial dan menjadi konflik antar etnis dan kelompok masyarakat. Adapun untuk melakukan hal ini individu bisa melakukan refleksi terhadap dirinya sendiri.


Nama : Cipta Giyanto
Nim    : 12410204

Tidak ada komentar:

Posting Komentar