Manusia merupakan makhluk yang memiliki keinginan untuk
menyatu dengan sesamanya serta alam lingkungan di sekitarnya. Dengan
menggunakan pikiran, naluri, perasaan, dan keinginan manusia memberi reaksi dan
melakukan interaksi dengan lingkungannya. Pola interaksi sosial dihasilkan oleh
hubungan yang berkesinambungan dalam suatu masyarakat. Manusia dalam hidup
bermasyarakat, akan saling berhubungan dan saling membutuhkan satu sama lain.
Kebutuhan itulah yang dapat menimbulkan suatu proses interaksi sosial.
Interaksi social terbentuk karena dipengaruhi oleh tindakan social, kontak
social, dan komunikasi social.
Hubungan antar manusia, ataupun relasi-relasi sosial
menentukan struktur dari masyarakatnya. Hubungan antar manusia atau
relasi-relasi sosial, hubungan satu dengan yang lain warga-warga suatu
masyarakat, baik dalam bentuk individu atau perorangan maupun dengan
kelompok-kelompok dan antar kelompok manusia itu sendiri, mewujudkan segi
dinamikanya perubahan dan perkembangan masyarakat.
Perilaku atau aktivitas yang ada pada individu atau
organisme tidak timbul dengan sendirinya, tetapi sebagai akibat dari
stimulus yang diterima oleh organisme
yang bersangkutan baik stimulus eksternal maupun internal. Namun demikian sebagian
terbesar dari perilaku organisme itu sebagai respons terhadap stimulus
eksternal. Perilaku manusia sebagian terbesar ialah berupa perilaku yang di
bentuk, perilaku yang dipelajari.
Manusia sebagai makhluk hidup dapat ditinjau dari berbagai
macam segi sesuai dengan suduut tinjauan dalam mempelajari manusia itu. Manusia
dapat mengalami perubahan-perubahan sebagai akibat adanya perkembangan pada
diri manusia itu.
Sebagai makhluk individual, manusia mempunyai hubungan
dengan dirinya sendiri, adanya dorongan untuk mengabdi kepada dirinya sendiri.
Manusia sebagai makhluk social, adanya hubungan manusia dengan sekitarnya,
adanya dorongan pada manusia untuk mengabdi kepada masyarakat.
Manusia mempunyai dorongan untuk mengabdi kepada dirinya
sendiri (Ichhaftigkeit) dan dorongan
untuk mengabdi kepada masyarakat (Sachlichkeit)
secara bersama-sama, manusia merupakan kesatuan dari keduanya.
Lingkungan social, yaitu merupakan lingkungan masayarakat
yang didalamnya terdapat inetraksi individu dengan individu lainnya. Lingkungan
social dapat dibedakan menjadi lingkungan sosila primer dan lingkungan social
sekunder. Lingkungan social primer yaitu lingkungan social dimana terdapat
hubungan yang erat antara individu satu dengan yang lain. Pengaruh lingkungan
social primer ini akan lebih mendalam bila dibandingkan dengan pengaruh
lingkungan social sekunder. Lingkungan social sekunder yaitu lingkungan social
dimana hubungan individu satu dengan yang lain agak longgar, individu satu
kurang mengenal individu yang lainnya. Namun demikian baik lingkungan primer maupun
lingkungan sekunder sangat besar pengaruhnya terhadap keadaan individu sebagai
anggota masyarakat.
Manusia mempunyai motif atau dorongan social. Dengan adanya
motif atau dorongan social pada manusia, maka manusia akan mencari orang lain
untuk mengadakan hubungan atau interaksi, sehingga memunculkan adanya interaksi
antara manusia yang satu dengan yang lain.
Interaksi sosial adalah hubungan antar individu satu dengan
individu lainnya. Individu satu dapat mempengaruhi yang lain begitu juga
sebaliknya. Di dalam interaksi sosial ada kemungkinan individu dapat
menyesuaikan dengan yang lain, atau sebaliknya. Pengertian penyesuaian di sini
dalam arti yang luas, yaitu bahwa individu dapat melebur diri dengan keadaan di
sekitarnya, atau sebaliknya individu dapat mengubah lingkungan sesuai dengan
keadaan dalam diri individu, sesuai dengan apa yang diinginkan oleh individu
yang bersangkutan.
Peran psikologi sosial dalam
mengatasi prasangka sosial:
Berbagai prasangka sosial muncul pada
masyarakat yang multikultural. Hal ini dikarenakan perbedaan pandangan,
pemahaman dan ideologi yang ada pada masing-masing kelompok dan etnis.
Upaya-upaya yang bisa dilakukan
dalam mengurangi prasangka, yakni melalui hubungan antar kelompok, melalui
sosialisasi, melalui rekayasa sosial, maupun melalui penyadaran diri pribadi.
1.
Melalui Hubungan Antar Kelompok
Dengan berhubungan antar kelompok, bisa diasumsikan
bahwa anggota kelompok yang berbeda bila
saling berinteraksi
satu sama lain akan mengurangi banyak prasangka antara mereka, dan menghasilkan
sikap antar kelompok dan stereotip yang lebih positif. Semakin banyak dan erat
interaksi yang terjadi maka prasangka dan stereotip negatif akan semakin
berkurang. Karena dengan mengadakan hubungan antar kelompok ini masing-masing kelompok
akan saling mengenal untuk kemudian mendapatkan dukungan sosial dan dukungan
institusional dari kelompok lain. Selain itu masing-masing kelompok akan
memiliki hubungan yang sejajar yang kemudian akan membentuk kerjasama antar
kelompok.
2.
Melalui Sosialisasi
Sosialisasi juga merupakan metode
yang sesuai untuk mengurangi prasangka. Upaya sosialisasi nilai-nilai
egalitarian dan tidak berprasangka bisa dilakukan di rumah atau keluarga, di
sekolah maupun dimasyarakat. Keluarga adalah faktor yang sangat penting dalam
sosialisasi nilai-nilai yang mendorong anak-anak tidak berprasangka. Hanya
memang, keluarga tidak menjadi satu-satunya faktor yang dominan. Bisa jadi
keluarga yang telah mendorong sikap berprasangka tetap tidak berhasil membuat
anak tidak berprasangka karena sekolah atau teman-teman sebayanya tidak
mendukung upaya itu. Demikian juga sebaliknya, upaya sekolah untuk mengurangi
prasangka mungkin tidak akan berhasil jika di rumah situasi keluarga tidak
mendukung
3.
Melalui Penyadaran Diri
Penyadaran diri merupakan sumber yang
paling signifikan dalam prasangka sosial. Karena proses prasangka diri inilah
yang biasanya berkembang menjadi prasangka sosial dan menjadi konflik antar
etnis dan kelompok masyarakat. Adapun untuk melakukan hal ini individu bisa
melakukan refleksi terhadap dirinya sendiri.
Nama : Cipta Giyanto
Nim : 12410204
Nim : 12410204
Tidak ada komentar:
Posting Komentar